Sabtu, 20 Agustus 2016

Mina is Mina

Mina said..


Senin, 16 Mei 2016

Perkembangan Emosi dan Sosial Remaja


Perkembangan Emosi

A.    Pengertian Emosi
Istilah emosi menurut Daniel Goleman (1995), seorang pakar kecerdasan emosional, makna tepatnya masih membingungkan, baik dikalangan para ahli psikologi maupun ahli filsafat dalam kurun waktu selama lebih dari satu abad. Karena sedemikian membingungkannya makna emosi itu maka Daniel Goleman (1995) dalam mendefinisikan emosi merujuk kepada makna yang paling harfiah yang diambil dari Oxford English Dictionary yang memaknai emosi sebagai setiap kegiatan atau pergolakan pikiran, perasaan, nafsu, setiap keadaan mental yang hebat da nmeluap-luap. Lebihlanjut, Daniel Goleman (1995) mengatakan bahwa emosi merujuk kepada suatu perasaan dan pikiran-pikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan psikologis, dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak.
Sementara itu, Chaplin (1989) dalam Dictionary of Psychology mendefinisikan emosi sebagai suatu keadaan yang terangsang dari organis memencakup perubahan-perubahan yang disadari, yang mendalam sifatnya dari perubahan perilaku. Chaplin (1989) membedakan emosi dengan perasaan, dan dia mendefinisikan perasaan (feelings) adalah pengalaman disadari yang diaktifkan baik oleh perangsang eksternal maupun oleh bermacam-macam keadaan jasmaniah.

B.     Bentuk-bentuk Emosi
Meskipun emosi itu sedemikian kompleksnya, namun Daniel Goleman (1995) mengidentifikasi sejumlah kelompok emosi yaitu sebagai berikut.
1.      Amarah, didalamnya meliputi brutal, mengamuk, benci, marah besar, jengkel, kesal hati terganggu rasa pahit berang tersinggung bermusuhan tindak kekerasan dan kebencian patologis.
2.      Kesedihan, didalamnya meliputi pedih sedih muram suram melankolis mengasihani diri kesepian ditolak putus asa dan depresi.
3.      Rasa takut, didalamnya meliputi cemas takut gugup khawatir waswaa perasaan takut sekali sedih waspada tidak tenang ngeri kecut panik dan fobia.
4.      Kenikmatan, didalamnya meliputi bahagia gembira ringan puas riang senang terhibur bangga kenikmatan indrawi takjub terpesona puas rasa terpenuhi girang senang sekali dan mania.
5.      Cinta, didalamnya meliputi penerimaan persahabatan kepercayaan kebaikan hati rasa dekat bakti hormat kasmaran dan kasih sayang.
6.      Terkejut, didalamnya meliputi terkesiap takjub dan terpana.
7.      Jengkel, didalamnya meliputi hina jijik muak mual benci tidak suka dan mau muntah.
8.      Malu, didalamnya meliputi rasa bersalah malu hati kesal hati menyeaal hina aib dan hati hancur lebur.
Berdasarkan temuan penelitian Paul Ekman dari Univerisity of California di San Fransisco (Goleman, 1995) ternyata ada bahasa emosi yang dikenal oleh bangsa-bangsa diseluruh dunia, yaitu emosi yang diwujudkan dalam bentuk ekspresi wajah yang didalamnya menfandung emosi takut, marah, sedih dam senang.

C.    Karakteristik Perkembangan Emosi Remaja
Masa remaja merupakan masa peralihan anak-anak kemasa dewasa. Pada masa ini, remaja mengalami perkembangan mencapai kematangan fisik, mental, sosial, dan emosional.Umumnya masa ini berlangsung sekitar umur 13 tahun sampai umur 18 tahun, yaitu masa anak duduk di bangku sekolah menengah. Masa ini biasanya dirasakan sebagai masa sulit, baik bagi remaja sendiri maupun bagi keluarga, atau lingkungannya.
Karena berada pada masa peralihan antara masa anak-anak dan masa dewasa, status remaja agak kabur, baik bagi dirinya maupun bagi lingkungannya. Conny Semiawan(1989) mengibaratkan “terlalu besar untuk serbet, terlalu kecil untuk taplak meja” karena bukan anak-anak lagi, tetapi juga belum dewasa.Masa remaja biasanya memiliki energi yang besar, emosi berkobar-kobar, sedangkan pengendalian diri belum sempurna. Remaja juga sering mengalami perasaan tidak aman, tidak tenang, khawatir kesepian.
Secara garis besar, masa remaja dapat dibagi kedalam empat periode, yaitu : periode pra-remaja, remaja awal, remaja tengah, dan remaja akhir. Adapun karakteristik untuk setiap periode adalah sebagaimana dipaparkan berikut ini.
1.      Periode Pra-remaja
Selama periode ini terjadi gejala-gejala yang hampir sama antara remaja pria maupun wanita. Perubahan fisik belum begitu tampak jelas, tetapi pada remaja putri biasanya memperlihatkan penambahan berat badan yang cepat sehingga mereka merasa kegemukan.Gerakan-gerakan mereka mulai menjadi kaku.Perubahan ini disertasi sifat kepekaan terhadap rangsang-rangsang dari luar, responnya biasa berlebihan sehingga mereka mudah tersinggung dan cengeng, tetapi juga cepat merasa senang atau bahkan meledak-ledak.
2.      Periode Remaja Awal
Selama periode ini perkembangan gejala fisik yang semakin tampak jelas adalah perubahan fungsi alat-alat kelamin. Karena perubahan alat-alat kelamin serta perubahan fisik yang semakin nyata  ini, remaja seringkali mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan itu. Akibatnya, tidak jarang mereka cenderung menyendiri sehingga tidak jarang pula meras terasing, kurang perhatian dari orang lain, atau bahkan merasa tidak ada orang yang mau memperdukikannya.Kontrol terhadap dirinya bertambah sulit dan mereka cepat marah dengan cara-cara yang kurang wajar untuk meyakinkan dunia sekitarnya.Perilaku seperti ini sesungguhnya terjadi kerena adanya kecemasan terhadap dirinya sehingga muncul dengan reaksi yang kadang-kadang tidak wajar.
3.      Periode Remaja Tengah
Tanggung jawab hidup yang harus semakin ditingkatkan oleh remaja untuk dapat menuju kea rah mampu memikul sendiri seringkali menimbulkan masalah tersendiri bagi remaja.Karena tuntutan peningkatan tanggungjawab ini tidak hanya datang dari orang tua atau anggota keluarganya melainkan juga dari masyarakat sekiternya, maka tidak jarang masyarakat juga terbawa-bawa menjadi masalah bagi remaja. Melihat fenomena yang sering terjadi dalam masyarakat seringkali juga menunjukan adanya kontradiksi antara nilai-nilai moral yang mereka ketahui, maka tidak jarang pula remaja mulai meragukan apa yang disebut baik atau buruk. Akibatnya, remaja seringkali ingin membentuk nilai-nilai mereka sendiri yang mereka anggap benar, baik, dan pantas untuk dikembangkan di kalangan mereka sendiri, lebih-lebih jika orang tua atau orang dewasa disekitarnya ingin memaksakan nilai-nilainya agar dipatuhi oleh remaja tanpa disertai dengan alasan yamg masuk akal menurut mereka atau bahkan orang tua atau orang dewasa  menunjukkan perikaku yang tidak konsisten dengan nilai-nilai yang dipaksakannya itu.
4.      Periode Akhir Remaja
Selama periode ini remaja mulai memandang dirinya sebagai orang dewasa dan mulai mampu menunjukan pemikiran, sikap dan perilaku yang semakin dewasa.Oleh sebab itu, orang tua dan masyarakat mulai memberikan kepercayaan yang selayaknya kepada mereka.Interaksi dengan orang tua juga menjadi semakin labih bagus dan lancar karena mereka sudah semakin memiliki kebebasan yang relative terkendali serta emosinyapun mulai stabil. Pilihan arah hidup sudah semakin jelas dan mulai mampu mengambil pilihan serta keputusan tentang arah hidupnya secara lebih bijaksana meskipun belum bisa  secara penuh. Mereka juga mulai memilih cara-cara hidup dipertanggungjawabkan terhadap dirinya sendiri, orang tua, dan masyarakat.

D.    Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Emosi Remaja
a.     Perubahan jasmani atau fisik
Perubahan atau pertumbuhan yang berlangsung cepat selama masa puber menyebabkan keadaan tubuh menjadi tidak seimbang.Ketidakseimbangan ini mempengaruhi kondisi prikis remaja.Tidak setiap remaja siap menerima perubahan yang dialami, karena tidak semuanya menguntungkan.Terutama perubahan tersebut mempengaruhi penampilannya.Hal ini menyebabkan rangsangan didalam tubuh remaja yang sering kali menimbulkan masalah dalam perkembangan psikisnya, khususnya perkembangan emosinya.
b.    Perubahan dalam hubungan orang tua
Orang tua yang mendidik anaknya yang sedang beranjak dewasa dengan cara apa yang dianggap baik oleh orang tua, misal cara yang otoriter, penerapan disiplin yang terlalu  kaku, terlalu mengekang dapat menimbulkan ketegangan antara orang tua dan anak, yang akan mempengaruhi perkembangan emosinya. Kemudian jika penerapan hukuman dilakukan dengan cara yang tidak bijak dapat menyebabkan ketegangan yang lebih berat sehingga dapat menimbulkan pemberontakan pula, karena pada dasarnya ada kecenderungan remaja untuk melepas diri dari orang tua.
c.       Perubahan dalam hubungan dengan teman-teman
Pada awal remaja biasanya mereka suka membentuk gang yang biasanya pula memiliki tujuan yang positif untuk memenuhi minat bersama mereka, namun jika diteruskan pada masa remaja tengah atau remaja akhir para anggota mungkin membutuhkannya untuk melawan otoritas atau untuk melakukan yang tidak baik.Yang paling sering mendatangkan masalah adalah hubungan percintaan antar lawan jenis dikalangan remaja.Percintaan dikalangan remaja juga terkadang manimbulkan konflik dengan orang tua, karena ada kekhawatiran dari pihak orang tua kalau terjadi hal-hal yang diluar batas sehingga mereka melarang anaknya pacaran.
d.    Perubahan dalam hubungannya dengan sekolah
Menginjak remaja mungkin mereka mulai menyadari betapa pentingnya pendidikan untuk kehidupan dimasa mendatang.Hal ini sedikit banyak dapat menyebabkan kecemasan sendiri bagi remaja. Lebih lanjut berkaitan dengan apa yang akan mereka lakukan setelah lulus.
e.     Perubahan atau penyesuaian dengan lingkungan baru.
1)      Perubahan yang radikal menyebabkan perubahan terhadap pola kehidupannya.
2)      Adanya harapan sosial untuk perilaku yang lebih matang.
3)      Aspirasi yang tidak realistis.
Selain hal-hal yang telah disebutkan diatas, kiranya masih banyak faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan emosi remaja atau peserta didik.Namun dari yang telah diuraikan diatas rasanya telah cukup banyak faktor yang mempengaruhi perkembangan emosi remaja.

Perkembangan Hubungan Sosial

A.    Pengertian Perkembangan Sosial
Pada awal manusia dilahirkan belum bersifat sosial, dalam artian belum memiliki kemampuan dalam berinteraksi dengan orang lain. Kemampuan social anak diperoleh dari berbagai kesempatan dan pengalaman bergaul dengan orang-orang dilingkungannya.
Pada dasarnya pribadi manusia tak sanggup hidup seorang diri tanpa lingkungan psikis dan rohaniahnya walaupun secara biologis-fisiologis ia dapat mempertahankan dirinya sendiri. Hubungan sosial merupakan hubungan antar manusia yang saling membutuhkan. Pada jenjang perkembangan remaja, seorang remaja bukan saja memerlukan orang lain demi memenuhi kebutuhan pribadinya, tetapi juga melakukan tahap perkembangan sosial. Pengertian perkembangan social adalah berkembangnya tingkat hubungan antar manusia sehubungan dengan meningkatnya kebutuhan hidup manusia.
Perkembangan sosial merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan sosial. Perkembangan social dapat pula diartikan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok, moral dan tradisi meleburkan diri menjadi satu kesatuan dan saling berkomunikasi dan kerjasama. 
Ada beberapa pengertian tentang perkembangan sosial, yaitu :
1.      Menurut Elizabeth B. Hurlock, perkembangan sosial adalah kemampuan seseorang dalam bersikap atau tata cara perilakunya dalam berinteraksi dengan unsur sosialisasi di masyarakat.
2.      Singgih D Gunarsah, perkembangan sosial merupakan kegiatan manusia sejak lahir, dewasa, sampai akhir hidupnya akan terus melakukan penyesuaian diri dengan lingkungan sosialnya yang menyangkut norma-norma dan sosial budaya masyarakatnya.
3.      Abu Ahmadi, berpendapat bahwa perkembangan sosial telah dimulai sejak manusia itu lahir. Sebagai contoh, anak menangis saat dilahirkan, atau anak tersenyum saat disapa. Hal ini membuktikan adanya interaksi sosial antara anak dan lingkungannya.
4.      Perkembangan sosial adalah kemajuan yang progresif melalui kegiatan yang terarah dari individu dalam pemahaman atas warisan sosial dan formasi pola tingkah lakunya yang luwes. Hal itu disebabkan oleh adanya kesesuaian yang layak antara dirinya dengan warisan sosial itu.
Jadi, dapat diartikan bahwa perkembangan sosial akan menekankan perhatiannya kepada pertumbuhan yang bersifat progresif. Seorang individu yang lebih besar tidak bersifat statis dalam pergaulannya, karena dirangsang oleh lingkungan sosial, adat istiadat, kebiasaan-kebiasaan kelompok dimana ia sebagai salah satu anggota kelompoknya.

B.     Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial
Perkembangan sosial manusia dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: keluarga, kematangan anak, status ekonomi keluarga, tingkat pendidikan, dan kemampuan mental terutama emosi dan inteligensi.
1.      Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan pertama yang memberikan pengaruh terhadap berbagai aspek perkembangan anak, termasuk perkembangan sosialnya. Kondisi dan tata cara kehidupan keluarga merupakan lingkungan yang kondusif bagi sosialisasi anak. Di dalam keluarga berlaku norma-norma kehidupan keluarga, dan dengan demikian pada dasarnya keluarga merekayasa perilaku kehidupan anak.Proses pendidikan yang bertujuan mengembangkan kepribadian anak lebih banyak ditentukan oleh keluarga. Pola pergaulan dan bagaimana norma dalam menempatkan diri terhadap lingkungan yang lebih luas ditetapkan dan diarahkan oleh keluarga.
2.      Kematangan Anak
Bersosialisasi memerlukan kematangan fisik dan psikis. Untuk mampu mempertimbangan dalam proses sosial, memberi dan menerima pendapat orang lain, memerlukan kematangan intelektual dan emosional. Di samping itu, kemampuan berbahasa ikut pula menentukan.Dengan demikian, untuk mampu bersosialisasi dengan baik diperlukan kematangan fisik sehingga setiap orang fisiknya telah mampu menjalankan fungsinya dengan baik.
3.      Status Sosial Ekonomi
Kehidupan sosial banyak dipengaruhi oleh kondisi atau status kehidupan sosial keluarga dalam lingkungan masyarakat. Masyarakat akan memandang anak, bukan sebagai anak yang independen, akan tetapi akan dipandang dalam konteksnya yang utuh dalam keluarga anak itu. “ia anak siapa”. Secara tidak langsung dalam pergaulan sosial anak, masyarakat dan kelompoknya dan memperhitungkan norma yang berlaku di dalam keluarganya.
          Dari pihak anak itu sendiri, perilakunya akan banyak memperhatikan kondisi normatif yang telah ditanamkan oleh keluarganya. Sehubungan dengan itu, dalam kehidupan sosial anak akan senantiasa “menjaga” status sosial dan ekonomi keluarganya. Dalam hal tertentu, maksud “menjaga status sosial keluarganya” itu mengakibatkan menempatkan dirinya dalam pergaulan sosial yang tidak tepat.Hal ini dapat berakibat lebih jauh, yaitu anak menjadi “terisolasi” dari kelompoknya. Akibat lain mereka akan membentuk kelompok elit dengan normanya sendiri.
4.      Pendidikan
Pendidikan merupakan proses sosialisasi anak yang terarah. Hakikat pendidikan sebagai proses pengoperasian ilmu yang normatif, akan memberikan warna kehidupan sosial anak di dalam masyarakat dan kehidupan mereka di masa yang akan datang. Pendidikan dalam arti luas harus diartikan bahwa perkembangan anak dipengaruhi oleh kehidupan keluarga, masyarakat, dan kelembagaan. Penanaman norma perilaku yang benar secara sengaja diberikan kepada peserta didik yang belajar di kelembagaan  pendidikan(sekolah). Kepada peserta didik bukan saja dikenalkan kepada norma-norma lingkungan dekat, tetapi dikenalkan kepada norma kehidupan bangsa(nasional) dan norma kehidupan antarbangsa. Etik pergaulan membentuk perilaku kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
5.      Kapasitas Mental, Emosi, dan Intelegensi
Kemampuan berpikir banyak mempengaruhi banyak hal, seperti kemampuan belajar, memecahkan masalah, dan berbahasa. Anak yang berkemampuan intelektual tinggi akan berkemampuan berbahasa secara baik. Oleh karena itu kemampuan intelektual tinggi, kemampuan berbahasa baik, dan pengendalian emosional secara seimbang sangat menentukan keberhasilan dalam perkembangan    sosial    anak. Sikap saling pengertian dan kemampuan memahami orang lain merupakan modal utama dalam kehidupan sosial dan hal ini akan dengan mudah dicapai oleh remaja yang berkemampuan intelektual tinggi.

C.    Tingkah laku sosial pada priode remaja
Masa remaja adalah saat mencoba melakukan peranan social yang baru yang menuntut cara-cara bertingkah laku social tertentu. Dalam suasana mencoba melaksanakan peranan social dan tingkah laku social yang baru ini, remaja dapat saja mengalami berbagai rintangan dan kegagalan. Ada berbagai macam kekhususan tingkah laku social remaja yang penting untuk dipahami, yaitu :
1.        Ketertarikan terhadap lawan jenis.
Hal ini merupakan suatu perubahan hubungn social yang menonjol pada periode remaja. Ketertarikan terhadap lawan jenis dapat dilihat dari kegembiraan dalam kelompok anggota yang yang kelompok anggotanya heterogan, yaitu terdiri dari pria dan wanita yang sebelumnya remaja menyukai berkelompok dengan anggota kelompok yang homogen, yaitu terdiri wanita sama wanita pria sama pria. Adda beberapa criteria yang harus dimiliki remaja untuk dapat menjadi popular diantaranya penampilan fisik yang menarik ( pria dengan bentuk tubuh gagah dan wanita dengan wajah yang menawan dan tubuh yang seimbang, sikap yang tenang namun periang, dan penuh perhatian) ( Hurlock, 1980).
2.        Kemandirian bertingkah laku social.
Tingkah laku lainnya yang berkembang pada priode remaja adalah tingkah laku social yang mandiri, artinya remaja memilih dan menentukan sendiri dengan siapa dia akan berteman. Karena remaja berusaha mandiri dalam bersosialisasi maka diharpkan remaja dapat mengambil keputusan tingkah laku yang tepat dalam menghadapi orang-orang yang baru dalam situasi yang baru, dan semua ini memerlukan proses belajar.
3.    Kesenangan berkelompok. Hidup berkelompok teman sebaya merupakan kebutuhan pada masa remaja. (Hurlock, 1980).
a)      Kelompok teman dekat. Kelompok ini muncul pada masa remaja awal atau puber yang terdiri dari dua atau tiga orang teman dekat dengan jenis kelain yang sama. Dalam kelompok terjadi saling membantu pemecahan masalah, berbagai rasa aman namun tidak jarang terjadi pertengkaran, tapi mereka akan rukun kembali.
b)      Kelompok kecil. Teman yang dipilih cenderung yang sama minat dan sama pandangan dalam memahami permasalahan hidup.
c)      Kelompok besar. Kelompok ini terbentuk sejalan dengn peningkatan aktivitas remaja itu seperti kegiatan rekreasi, acara-acara kesenian, olah raga, dll.
d)      Kelompok terorganisasi. Merupakan kelompok pemuda yang terorganisir oleh orang dewasa untuk tujuan pembinaan terhadap remaja. Kegiatannya diarahkan kepada kegiatan yang bermanfaat bagi perkembangan remaja itu sendiri maupun masyarakat.
e)      Kelompok Geng. Kelompok ini beranggotakan remaja yang ditolak atau tidak puas dalam kelompok terorganisasi, lalu menggabungkan diri menjadi kelompok yang disebut geng.
Fungsi teman sangat penting bagi remaja terutama sebagai tempat berbagi rasa dan penderitaan maupun kebahagiaan serta belajar cara-cara menghadapi masalah yang banyak timbul karena tugas-tugas perkembangan yang harus mereka kuasai. Pada masa remaja akhir teman lawan jenis sangat penting walaupun teman sesama jenis tetap dibutuhkan. Teman yang dipilih cenderung yang sama pandangan dan memahami permasalahan kehidupan.


Sumber :
-          Ali, Mohammad & Mohammad Asrori. 2004. Psikologi Remaja. Jakarta: PT Bumi Aksara.
-          Fatimah, Enung. 2010. Psikologi Perkembangan (Perkembangan Peserta Didik). Bandung: CV Pustaka Setia.
-          Nurmailiza Hasby .2013.Perkembangan Sosial Remaja [Online].Tersedia:http://my-lieza.blogspot.co.id/2013/12/perkembangan-sosial-remaja.html
-          Hazmi Fauzi.20115.makalah perkembangan emosi dan sosial.[Online].Tersedia: http://pindaiilmu.blogspot.co.id/2015/06/makalah-perkembangan-emosi-dan-sosial.html